Gaza Mengalami Pemadaman Komunikasi Total Ketiga Selama Perang Hamas-Israel
Gaza mengalami pemadaman komunikasi total untuk ketiga kalinya sejak dimulainya perang antara Hamas dan Israel pada tanggal 7 Oktober. Pada hari Minggu (5/11), militer Israel mengumumkan bahwa mereka mengepung Kota Gaza dan membaginya menjadi dua bagian.
Laksamana Muda Daniel Hagari, juru bicara militer Israel, menyatakan bahwa saat ini terdapat Gaza Utara dan Gaza Selatan. Pembagian ini dianggap sebagai tahap penting dalam perang antara Hamas dan Israel. Media Israel melaporkan bahwa pasukan Israel diperkirakan akan memasuki Kota Gaza dalam waktu 48 jam.
Pemadaman komunikasi di Gaza semakin mempersulit penyampaian informasi terbaru mengenai serangan militer Israel. Kelompok advokasi akses internet netBlocks.org melaporkan adanya pemadaman komunikasi di Gaza dan hal ini dikonfirmasi oleh perusahaan telekomunikasi Palestina, Paltel. Juliette Touma, juru bicara Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), mengungkapkan bahwa mereka kehilangan komunikasi dengan sebagian besar anggota tim UNRWA.
Pemadaman komunikasi pertama di Gaza terjadi selama 36 jam sejak tanggal 7 Oktober, dan yang kedua terjadi selama beberapa jam. Pada hari Minggu, pesawat-pesawat tempur Israel dilaporkan menyerang dua kamp pengungsi di Gaza tengah. Otoritas kesehatan Gaza melaporkan bahwa serangan ini menewaskan sedikitnya 53 orang dan melukai puluhan lainnya.
Serangan udara yang menghantam kamp pengungsi Maghazi dilaporkan menewaskan sedikitnya 40 orang dan melukai 34 lainnya. Kamp ini menjadi tempat berlindung bagi warga sipil Palestina di wilayah yang didesak oleh militer Israel. Seorang reporter AP yang berada di rumah sakit terdekat melaporkan bahwa delapan anak, termasuk seorang bayi, tewas dalam serangan tersebut. Seorang anak yang selamat terlihat berjalan melalui koridor dengan pakaiannya tertutup debu.
Arafat Abu Mashaia, seorang penduduk kamp pengungsi Maghazi, menyatakan bahwa serangan udara Israel menghancurkan beberapa rumah bertingkat tempat orang-orang mencari perlindungan setelah terpaksa keluar dari wilayah lain di Gaza. Dia menggambarkan serangan ini sebagai pembantaian, dan menantang siapa pun yang mengklaim bahwa ada perlawanan di kamp pengungsi tersebut.
Hingga saat ini, belum ada komentar langsung dari militer Israel mengenai serangan ini. Serangan udara lainnya juga melanda sebuah rumah dekat sekolah di kamp pengungsi Bureij. Tim medis di Rumah Sakit Al-Aqsa melaporkan bahwa setidaknya 13 orang tewas dalam serangan tersebut. Kamp ini juga telah diserang pada tanggal 2 November.
Otoritas kesehatan Gaza menyatakan bahwa sejak tanggal 7 Oktober, lebih dari 9.700 warga Palestina telah tewas di wilayah tersebut, dengan lebih dari 4.000 di antaranya adalah anak-anak. Jumlah korban diperkirakan akan terus bertambah ketika pasukan Israel memasuki lingkungan perkotaan yang padat di Gaza.