Militer Amerika Serikat jarang mengumumkan pergerakan atau operasi armada kapal selam balistik dan peluru kendalinya. Sebaliknya, kapal bertenaga nuklir tersebut beroperasi dengan sangat rahasia.
Kapal selam AS ini bergabung dengan beberapa aset Angkatan Laut AS lainnya yang telah berada di wilayah tersebut, termasuk dua kelompok penyerang kapal induk dan amphibious ready group (ARG).
Pengumuman kedatangan kapal selam kelas Ohio ini dianggap sebagai pesan pencegahan yang jelas yang ditujukan kepada Iran dan sekutunya di kawasan tersebut. Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken terus berusaha mencegah eskalasi perang antara Hamas dan Israel dengan mengunjungi Turki, Irak, Israel, Tepi Barat, Yordania, dan Siprus untuk bertemu dengan mitra AS.
Pada Minggu, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin berbicara dengan mitra Israel Yoav Gallant. Selain menekankan pentingnya melindungi warga sipil dan memberikan bantuan kemanusiaan ke Gaza, Austin menyatakan bahwa AS berkomitmen untuk menghalangi pihak mana pun, baik negara maupun non-negara, yang berupaya membuat eskalasi, dengan Iran dan Hezbollah diyakini menjadi referensinya.
Serangan kecil terhadap pasukan AS di Irak dan Suriah oleh kelompok yang didukung oleh Iran sering terjadi, namun AS ingin menjelaskan bahwa serangan yang lebih besar akan mendapatkan respons yang signifikan.
Austin menyatakan bulan ini bahwa penambahan pasukan di wilayah tersebut bertujuan untuk meningkatkan upaya pencegahan di tingkat regional, melindungi pasukan AS di kawasan, dan membantu pertahanan Israel.
“Sekali lagi, tidak ada yang ingin melihat konflik meluas, dan itu adalah tujuan utama kami. Namun, kami juga tidak akan ragu untuk melindungi pasukan kami,” tegas Sekretaris Pers Pentagon, Brigjen Pat Ryder pada 23 Oktober.