Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UNOCHA) di wilayah pendudukan Palestina melaporkan bahwa tiga perawat di Rumah Sakit Al-Shifa tewas akibat pengeboman dan bentrokan bersenjata di sekitar rumah sakit tersebut. Infrastruktur penting seperti tempat pengisian ulang oksigen, tangki air, fasilitas kardiovaskular, dan bangsal bersalin juga rusak akibat serangan tersebut. UNOCHA juga menyebutkan bahwa 1,5 juta orang di Gaza menjadi pengungsi internal, sementara Badan PBB untuk Urusan Pengungsi Palestina (UNRWA) menampung 618.000 orang di 97 fasilitas di Gaza selatan.
Sekretaris Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Ghebreyesus juga mengungkapkan bahwa situasi di Rumah Sakit Al-Shifa sangat mengerikan dan berbahaya. Rumah sakit tersebut sudah tidak dapat berfungsi lagi karena telah 3 hari tanpa listrik, tanpa air, dan dengan koneksi internet yang buruk. Tembakan dan pengeboman yang terus-menerus di sekitar rumah sakit memperburuk keadaan yang sudah kritis, dan jumlah kematian pasien meningkat signifikan.
UNOCHA dan WHO menyerukan gencatan senjata dan meminta bantuan internasional untuk mengatasi krisis kemanusiaan di Gaza. Semua pihak diharapkan untuk tidak tinggal diam ketika rumah sakit, yang seharusnya menjadi tempat perlindungan yang aman, justru berubah menjadi tempat kematian, kehancuran, dan keputusasaan.