Melalui tawaran 300 liter bahan bakar, Hamas menyebut bahwa Israel berusaha meluncurkan kampanye propaganda murahan untuk mempercantik citra buruk mereka. Mereka juga mencoba untuk menyembunyikan kejahatan terhadap kemanusiaan, seperti pengeboman rumah sakit, pembunuhan staf medis, dan membahayakan nyawa pasien dengan menghentikan akses mereka terhadap bahan bakar, air, dan obat-obatan.
Hamas menyerukan kepada PBB dan komunitas internasional untuk segera turun tangan membawa bahan bakar ke Jalur Gaza demi mengoperasikan rumah sakit, menyelamatkan pasien, anak-anak, dan korban luka di dalamnya, serta menghentikan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional.
Perang antara Hamas dan Israel terbaru telah berlangsung sejak 7 Oktober setelah Hamas menyerang Israel selatan, menewaskan setidaknya 1.200 orang dan menyandera lebih dari 200 lainnya. Israel pun melancarkan serangan balasan yang menewaskan lebih dari 11.000 warga Palestina di Gaza.
Direktur Jenderal Rumah Sakit di Gaza, Muhammed Zaqout, menyatakan bahwa otoritas kesehatan Gaza tidak dapat memperbarui jumlah korban tewas sejak Jumat 10 November karena petugas medis tidak mampu menjangkau daerah yang terkena pengeboman Israel. Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (UNOCHA) juga mengonfirmasi hal ini pada Minggu, mengatakan bahwa otoritas kesehatan di Gaza tidak dapat memperbarui angka korban jiwa setelah terputusnya layanan dan komunikasi di rumah sakit di wilayah utara.
Update terakhir menyebutkan total 11.078 warga Palestina di Gaza tewas akibat serangan bertubi-tubi Israel, di mana 4.506 di antaranya adalah anak-anak dan 3.027 adalah perempuan. Sekitar 2.700 lainnya, termasuk sekitar 1.500 anak-anak, dilaporkan hilang. Sebanyak 27.490 warga Palestina lainnya dilaporkan terluka.