Direktur Rumah Sakit al-Shifa di Jalur Gaza, Dr. Ayman Mukhallati, mengungkapkan kondisi yang memburuk di rumah sakit tersebut akibat serangan Israel. Mukhallati menjelaskan bahwa tidak ada air atau listrik di al-Shifa, sementara persediaan makanan dan bahan bakar hampir habis.
Menurut Mukhallati, rumah sakit hanya memiliki satu soket tempat mesin anestesi dipasang, sehingga mereka hanya bisa melakukan prosedur penyelamatan jiwa. Selain itu, tidak ada tempat untuk memindahkan atau menguburkan jenazah, yang bisa menyebabkan penularan dan masalah kesehatan lainnya.
Direktur al-Shifa melaporkan bahwa delapan pasien telah meninggal sejak pagi hari, sementara seorang ahli bedah dari Doctors Without Borders (MSF) juga mengungkapkan kekhawatiran serupa. Dia menyatakan bahwa situasinya sangat buruk dan tidak manusiawi, dengan kekurangan listrik, air, dan makanan di rumah sakit.
Selain itu, pasukan Israel juga dilaporkan menyerang ambulans yang berusaha membawa pasien ke rumah sakit. Banyak mayat dan korban luka yang tergeletak di depan rumah sakit, namun tidak dapat dibawa masuk karena risiko serangan lebih lanjut.
Dokter dan petugas medis di al-Shifa membutuhkan jaminan keamanan untuk bisa mengevakuasi pasien dan staf medis. Mereka juga meminta jaminan untuk koridor evakuasi yang aman, karena serangan oleh pasukan Israel masih terus berlangsung di sekitar rumah sakit.
