Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) PBB, Volker Turk, menyatakan pada Kamis bahwa wabah penyakit menular dan kelaparan tidak dapat dihindari mengingat kondisi kehidupan yang mengerikan dan intensitas kerumunan orang.
Turk mendesak pihak-pihak yang berkonflik menciptakan ruang politik untuk keluar dari kengerian yang terjadi saat ini dan mengutuk meluasnya penargetan warga sipil dalam lima minggu terakhir serta mendesak pertanggungjawaban atas pelanggaran HAM berat.
Turk kembali mengingatkan Israel bahwa serangan yang ditujukan terhadap rumah sakit, sekolah, pasar, dan toko roti serta hukuman kolektif dalam hal blokade dan pengepungan yang diberlakukan Israel di Gaza dilarang berdasarkan hukum kemanusiaan internasional.
Israel juga menggunakan selebaran di Gaza utara untuk menekan warga sipil agar pindah, dan ratusan ribu orang telah melakukannya – sebuah pengungsian massal yang dikhawatirkan oleh banyak warga Palestina akan menjadi permanen.
Perang antara Hamas dan Israel memasuki babak baru setelah serangan Hamas ke Israel selatan pada 7 Oktober, yang menurut Israel menewaskan setidaknya 1.200 orang dan menyandera lebih dari 200 orang.
Israel pun bersumpah akan memusnahkan Hamas, melancarkan serangan udara hingga darat ke Gaza yang menurut update Kementerian Kesehatan Palestina telah menewaskan 11.470 orang termasuk 4.707 orang. Kebanyakan dari mereka adalah perempuan dan anak.
Seperti yang dikutip dari The Guardian, dalam beberapa hari terakhir, update terkait korban tewas di Gaza akibat serangan Israel diambil alih Kementerian Kesehatan Palestina yang berkedudukan di Tepi Barat. Sebelumnya, otoritas kesehatan Gaza yang dikelola Hamas merupakan sumber informasi utama, namun mereka berhenti merilis jumlah korban tewas setelah pejabatnya yang berbasis di Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza terputus aksesnya ke listrik dan konektivitas.