Amerika Serikat telah memberikan bantuan kemanusiaan sebesar hampir US$2 miliar ke Afghanistan sejak Taliban mengambil alih kekuasaan pada Agustus 2021. Para pejabat pengawas mengatakan kepada anggota kongres AS bahwa tidak mungkin mencegah Taliban mengambil keuntungan dari dana tersebut.
Sementara anggota kongres AS sedang mempertimbangkan pemberian bantuan miliaran dolar untuk membantu Ukraina melawan Rusia dan konflik Israel dengan Hamas, muncul pertanyaan baru mengenai bantuan miliaran dolar yang dikirim ke Afghanistan sejak pasukan AS menarik diri dari negara itu pada Agustus 2021.
Ketua Komite Urusan Luar Negeri DPR, Michael McCaul dari Partai Republik mengatakan, “Kami tahu Taliban terlibat dalam pencurian dan penyelewengan dana ini untuk tujuan jahat mereka. Yang meresahkan saya adalah pemerintahan Biden menerapkan kebijakan yang melibatkan segala cara.”
Amerika adalah penyumbang internasional terbesar untuk Afghanistan, tetapi John Sopko, inspektur jenderal khusus untuk pemulihan Afghanistan mengatakan kepada anggota kongres bahwa ia tidak dapat menjamin dana itu akan disalurkan ke tempat-tempat yang tepat.
“Kami telah mendokumentasikan bahwa Taliban menerima dana AS. Kami belum mengetahui jumlah pastinya. Seperti yang saya sebutkan dalam pernyataan saya, kita tahu, pencuri biasanya tidak mengatakan berapa banyak yang mereka curi,” jelasnya.
Para anggota kongres AS mengakui akan ada bencana kemanusiaan jika AS meninggalkan Afghanistan.
Pemerintah Taliban telah melarang perempuan Afghanistan mengunjungi taman nasional Band-e-Amir di provinsi Bamiyan. Penjabat Menteri Kebajikan dan Keburukan Afganistan, Mohammad Khaled Hanafi menyebut perempuan tidak mengenakan hijab di dalam taman.