Kasus kekerasan dalam rumah tangga di Ukraina meningkat setelah invasi Rusia pada Februari 2022 menurut laporan dari Reuters. Meskipun awalnya kasus tersebut menurun ketika jutaan orang melarikan diri, namun ketika banyak keluarga kembali pulang atau menetap di rumah baru, data kepolisian nasional menunjukkan bahwa jumlah kasus meningkat.
Dalam lima bulan pertama tahun 2023, kasus yang terdaftar melonjak 51 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2022. Hal ini merupakan yang tertinggi dibandingkan rekor sebelumnya pada tahun 2020, yang dikaitkan dengan lockdown akibat pandemi.
Para pejabat terkait dan ahli menyatakan bahwa meningkatnya stres, kesulitan ekonomi, pengangguran, dan trauma terkait konflik menjadi penyebab fenomena ini. Menurut komisaris kebijakan gender Ukraina, Kateryna Levchenko, masyarakat kehilangan segalanya sehingga terjadi peningkatan ini.
Banyak ahli juga mengkhawatirkan bahwa kasus kekerasan dalam rumah tangga akan bertambah buruk seiring dengan berlanjutnya perang Ukraina dan akan bertahan lama setelah konflik berakhir karena tentara yang mengalami trauma akan kembali dari garis depan.