Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, bersama negara-negara anggota kelompok BRICS, mengutuk serangan terhadap warga sipil di Palestina dan Israel. Mereka menyatakan bahwa pemindahan paksa warga Palestina, di dalam atau di luar Gaza, sebagai “kejahatan perang.” Mereka juga menegaskan bahwa pemindahan paksa dan deportasi warga Palestina merupakan pelanggaran berat terhadap konvensi Jenewa dan kejahatan perang, serta pelanggaran berdasarkan Hukum Humaniter Internasional. Kelompok BRICS terdiri dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan.
Pada awal tahun ini, BRICS telah sepakat untuk memperluas dan menambahkan Mesir, Ethiopia, Argentina, Arab Saudi, UEA, dan Iran sebagai anggota mulai tahun 2024. Kontroversi dimulai setelah serangan pada tanggal 7 Oktober terhadap komunitas Israel oleh kelompok bersenjata Hamas yang menyebabkan 1.200 orang terbunuh dan 240 lainnya disandera. Sebagai tanggapan, Israel terus menembaki Gaza, menargetkan rumah sakit, sekolah, dan kamp pengungsi, dan membunuh lebih dari 13.000 orang, banyak di antaranya adalah anak-anak dan aksi ini dianggap melanggar hukum internasional.
