Meskipun mendapat dukungan tingkat tinggi dari dalam KPK, pemimpin sebelumnya dari KPK merayakan perkembangan terbaru ini. Salah satunya adalah Abraham Samad yang mencukur kepalanya sebagai tanda simbolis di depan kantor pusat KPK di Jakarta.
“Momentum ini adalah momentum untuk membersihkan KPK dari kejahatan yang tinggal dan mengakar di dalamnya yang telah merusak martabat pemberantasan korupsi dan menghancurkan lembaga KPK,” kata Abraham Samad.
Kerumunan anti-Firli juga makan tumpeng bersama untuk memperingati acara ini. Tumpeng adalah hidangan nasi yang disajikan dalam perayaan. Abraham menerima potongan pertama tumpeng.
Seorang penyelidik KPK yang pernah terkenal, Novel Baswedan, juga terlibat dalam perayaan tersebut. Novel menggambarkan Firli sebagai “penjahat besar”.
Novel khawatir bahwa ada kasus-kasus serupa lain yang belum terungkap. Oleh karena itu, ia memanggil semua orang yang menjadi korban pemerasan atau memiliki pengetahuan tentang tindakan Firli lainnya untuk berani melaporkannya,” kata Novel.
