portalberitamerdeka.co portal update harian berita tentang kriminal, artis, trend, olahraga, geopolitik, partai gerindra, prabowo subianto
Berita  

Ibu di Thailand, Anak, dan Calon Menantu Bebas dari Penahanan Hamas: Kisah Bahagia

Ibu di Thailand, Anak, dan Calon Menantu Bebas dari Penahanan Hamas: Kisah Bahagia

Kisah yang Bahagia dan Mengharukan dari Keluarga Sandera Thailand

Liputan6.com, Bangkok – Kisah bahagia sekaligus mengharukan kembali datang dari keluarga yang sempat kehilangan salah satu anggota mereka karena disandera oleh Hamas. Kali ini, kisah tersebut datang dari Thailand.

Ibu dari Natthawaree Mulkan, salah satu sandera Hamas, merasa bahagia dan sontak berdansa dengan cucunya yang masih berusia delapan tahun di rumah mereka di wilayah timur laut Thailand, usai mengetahui putrinya telah bebas.

“Saya sangat gembira. Saya keluar dan menari,” kata Bunyarin Srijan (56), seperti dikutip CNA, Senin (27/11/2023).

Natthawaree, ibu dua anak, merupakan salah satu dari 10 sandera asal Thailand dalam gencatan senjata pertama selama perang Israel Vs Hamas yang sudah berlangsung selama tujuh pekan sejak 7 Oktober. Dia adalah satu-satunya wanita asal Thailand yang diculik.

Bunyarin mengaku kehilangan kontak dengan putrinya sejak serangan itu dan memutuskan untuk tidak mengikuti perkembangan berita, karena khawatir nasib buruk akan menimpa putrinya.

“Selama masa putus asa itu, saya tidak menonton berita selama setengah bulan,” ungkap Bunyarin. “Saya takut melihat putri saya terbaring mati.”

Kabar bebasnya Natthawaree telah dikonfirmasi usai dirinya terlihat dalam foto yang dirilis oleh Kementerian Luar Negeri Thailand, dengan tersenyum dan mengepalkan tangannya.

Bunyarin mengatakan putrinya berencana menikah dengan pacarnya, Boonthom Phankhong, yang juga diculik oleh Hamas dan dibebaskan pada hari Jumat (24/11).

“Setelah dia kembali, saya akan membawanya ke kuil untuk menjalankan ritual keagamaan,” tuturnya sambil menyeka air matanya.

Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin mengatakan pada Sabtu (28/11) bahwa pemerintahnya masih berusaha untuk membebaskan 20 warga Thailand yang masih disandera.

Sekitar 30.000 pekerja asal Thailand, sebagian besar berasal dari wilayah timur laut negara itu, bekerja di sektor pertanian Israel dan menjadi salah satu kelompok pekerja migran terbesar di negara tersebut.