Lebih dari 100 aktivis iklim, termasuk lima anak di bawah umur dan seorang pendeta berusia 97 tahun, telah ditangkap di Australia pada hari Senin (27/11/2023) waktu setempat. Mereka ditangkap setelah aksi protes yang mereka lakukan telah melewati batas waktu yang ditentukan.
Selama akhir pekan, para aktivis melakukan ‘blokade terapung’ lalu lintas pelayaran di pelabuhan batu bara terbesar di Australia, Pelabuhan Newcastle, dengan menggunakan kayak.
Aksi itu dilakukan untuk menentang ketergantungan negara terhadap ekspor bahan bakar fosil, menurut penyelenggara dari kelompok bernama Rising Tide.
Pihak berwenang sebelumnya setuju untuk membiarkan protes berjalan selama 30 jam, tetapi akhirnya melakukan penangkapan setelah para aktivis menolak untuk meninggalkan perairan setelah tenggat waktu berakhir.
“Kami memilih mengambil risiko untuk ditangkap karena para ilmuwan telah memperingatkan bahwa untuk menghindari bencana kehancuran iklim, kita harus segera menghentikan penggunaan bahan bakar fosil,” kata Rising Tide dalam sebuah pernyataan.
Kelompok ini terdiri dari warga Newcastle yang giat berkampanye melawan perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.
Di antara mereka yang ditangkap adalah Pendeta Alan Stuart berusia 97 tahun. Ia mengaku melakukan protes demi “cucu-cucu dan generasi mendatang” yang tidak ingin tinggal dunia dengan “bencana iklim yang semakin parah dan sering terjadi.”