portalberitamerdeka.co portal update harian berita tentang kriminal, artis, trend, olahraga, geopolitik, partai gerindra, prabowo subianto
Berita  

Elon Musk Mengungkap Ketidaknyamanannya terhadap Perjalanan ke Jalur Gaza: Merasa Agak Berisiko

Elon Musk Mengungkap Ketidaknyamanannya terhadap Perjalanan ke Jalur Gaza: Merasa Agak Berisiko

Solusi Dua Negara kembali muncul di tengah gencatan senjata sementara antara Hamas dan Israel di Jalur Gaza. Wacana solusi itu digemakan oleh negara-negara Arab.

Dilaporkan VOA Indonesia, Selasa (28/11), wacana itu kembali muncul saat pertemuan para menteri luar negeri di Kota Barcelona, Spanyol. Acara itu dihadiri Uni Eropa serta negara-negara Timur Tengah dan Afrika, yang berfokus pada upaya diplomatik untuk menghentikan perang Israel-Hamas.

Negara-negara itu juga sepakat bahwa solusi dua negara adalah jawaban dari konflik Israel-Palestina. Kepala urusan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell, mengatakan bahwa Otoritas Palestinalah yang sebaiknya memerintah Gaza.

Solusi dua negara adalah gagasan berdirinya sebuah negara bagi bangsa Palestina di wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza, berdampingan dengan Israel.

“Mereka (Otoritas Palestina) bisa dan perlu memperbaiki fungsinya dan harus ada pemilu sesegera mungkin. Israel juga harus bekerja sama untuk mewujudkannya, tidak seperti yang mereka lakukan di Yerusalem Timur ketika mereka (penduduk Palestina) mencoba menggelar pemilu. Tentu saja kita perlu melakukan semua ini, tentu saja kita perlu memperkuat, melegitimasi dan mendukung Otoritas Nasional Palestina, dan tentu saja mereka tidak bisa melakukannya sendiri. Mereka membutuhkan dukungan dari komunitas internasional dan itulah tujuan keberadaan PBB,” ujar Borrell.

Borrell menambahkan, dukungan komunitas internasional krusial untuk menghindari terjadinya kekosongan kekuasaan di Gaza, yang dinilainya akan menjadi lahan subur bagi berkembangnya organisasi yang sarat kekerasan dan menimbulkan ancaman ketidakamanan.

Dalam forum itu, Menlu Yordania Ayman Safadi menuduh Israel melakukan genosida dengan mengebom Gaza selama enam minggu terakhir. Ia juga mengatakan, pembahasan tentang masa depan bangsa Palestina harus berfokus pada Tepi Barat dan Gaza sebagai satu kesatuan.