Maria Ojala dalam penelitiannya telah berbicara dengan ratusan anak muda berusia 10 hingga 18 tahun. Dia menyatakan bahwa ada bukti bahwa hal yang paling membantu adalah hal yang sederhana, yaitu mengakui perasaan mereka.
Dia menekankan pentingnya membantu anak-anak muda untuk mengekspresikan emosi mereka. Banyak dari mereka mungkin merasa tertekan tetapi sulit untuk mengungkapkan dengan kata-kata apa yang mereka rasakan atau alasan di baliknya.
Untuk anak-anak di bawah 10 tahun, penting untuk membantu mereka mengidentifikasi perasaan mereka, kemudian mengvalidasi emosi tersebut, dan juga mengingatkan mereka bahwa ada orang dewasa yang bekerja untuk membantu situasi tersebut.
Sementara untuk anak-anak yang berusia di atas 10 tahun, diberikan tanggapan yang serupa, namun dengan sedikit lebih banyak informasi untuk membantu mereka memahami kenyataan dari perubahan iklim yang sangat mencemaskan.
Hal yang tidak dianjurkan adalah menghibur dengan kata-kata yang kosong, seperti mencoba meyakinkan anak bahwa tidak perlu khawatir. Menurut Davenport, hal seperti itu mungkin diucapkan dengan niat baik, tetapi sebenarnya dapat dianggap tidak memahami betapa serius dan kompleksnya situasi yang kita hadapi.
Ketika remaja mempelajari tentang perubahan iklim, seringkali mereka bertanya mengapa generasi orang tua mereka belum melakukan lebih banyak untuk mengurangi emisi. Davenport menekankan betapa pentingnya memberikan ruang bagi anak-anak untuk mengungkapkan kemarahan, frustrasi, ketakutan, dan kesedihan mereka.
Para ahli juga menyarankan untuk menghindari memberi tekanan kepada anak dengan mengatakan bahwa tugas untuk memperbaiki lingkungan adalah milik generasi mereka. Sebaliknya, bantu mereka untuk fokus pada langkah-langkah yang diambil oleh individu, ilmuwan, pemerintah, dan organisasi dunia untuk mengatasi perubahan iklim serta masalah lingkungan lainnya.