Mohamad dan istrinya, Shazma, telah berjuang untuk menjaga keamanan dua anak mereka, Rameen dan Inaaya dengan menggunakan masker dan membatasi waktu di luar ruangan.
Namun setelah berhari-hari menderita batuk dan demam, anak-anak tersebut berhenti makan.
“Kami tidak bisa tidur selama tiga malam,” kata Ms Shazma.
“Insya Allah, kondisi mereka akan segera membaik,” kata Shazma.
Badan Anak-anak PBB mengatakan bahwa secara global, polusi udara luar ruangan berkontribusi terhadap 154.000 kematian anak-anak berusia di bawah lima tahun pada tahun 2019.
Di Pakistan, penyakit ini merupakan salah satu dari lima penyebab kematian terbesar di antara seluruh penduduk, dan anak-anak merupakan kelompok yang paling terkena dampaknya, begitu pula orang lanjut usia.
“Anak-anak secara fisiologis lebih rentan terhadap polusi udara dibandingkan orang dewasa karena otak, paru-paru, dan organ lainnya masih berkembang,” kata UNICEF, seraya menambahkan bahwa anak-anak bernapas dua kali lebih cepat daripada orang dewasa, sehingga meningkatkan paparan polusi udara.
“Pemerintah harus mengambil tindakan tegas karena anak-anak kecil menderita,” kata seorang ibu lainnya bernama Shazia, sambil menggendong putranya yang berusia sembilan bulan.