Eylon Levy, juru bicara pemerintah Israel, menolak anggapan bahwa Israel bermaksud mengosongkan Jalur Gaza dari warga Palestina. Dia menyebutnya sebagai tuduhan yang keterlaluan dan salah.
Tujuan Israel, menurut Levy, hanya membujuk warga Palestina agar meninggalkan wilayah pertempuran utama. Demikian seperti dilansir The Guardian, Selasa (12/12/2023).
Namun, PBB dan badan-badan lainnya mengatakan dampak serangan tersebut adalah membuat seluruh Jalur Gaza tidak dapat dihuni dan melumpuhkan upaya kemanusiaan.
Amerika Serikat (AS), yang merupakan sekutu utama Israel, menghadapi kritik keras dari sekutu Arab dan organisasi hak asasi manusia atas keputusannya di Dewan Keamanan PBB yang menentang resolusi gencatan senjata permanen.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengungkapkan otoritas dan kredibilitas Dewan Keamanan sangat dirusak oleh kegagalan resolusi tersebut.
Masalah ini akan diajukan ke Majelis Umum PBB, dalam perdebatan pada Selasa mengenai resolusi serupa, yang kemungkinan besar akan diikuti dengan pemungutan suara. Sebuah resolusi yang disahkan oleh majelis tersebut tidak memiliki otoritas yang mengikat dalam hukum internasional, namun resolusi tersebut diperkirakan akan menggarisbawahi semakin terisolasinya Israel dan AS dalam upaya mereka untuk menolak gencatan senjata.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Minggu menyatakan kembali argumen AS yang menentang gencatan senjata.
“Dengan Hamas yang masih hidup, utuh dan … dengan maksud untuk mengulangi peristiwa 7 Oktober lagi dan lagi, hal itu hanya akan melanggengkan masalah ini,” kata Blinken kepada ABC News.
Blinken menegaskan pasukan Israel harus memastikan operasi militer dirancang untuk melindungi warga sipil, namun mengakui bahwa mereka gagal.
“Saya kira niatnya ada. Tapi hasilnya tidak selalu terlihat,” ujarnya.