Badai Freddy yang melanda negara-negara Afrika bagian timur telah menewaskan lebih dari 350 orang dan memaksa puluhan ribu orang untuk mengungsi. Negara-negara yang paling parah terkena dampak badai ini adalah Madagaskar, Mozambik, dan Malawi.
Menurut laporan VOA News, korban tewas di Malawi mencapai 326 orang, sementara di Mozambik mencapai 53 orang. Angka korban tewas diperkirakan masih akan bertambah, terutama di Mozambik.
Presiden Malawi, Lazarus Chakwera, menyatakan bahwa badai ini merupakan tragedi nasional dan meminta bantuan internasional. Ia juga mengumumkan masa berkabung nasional selama 14 hari.
Durasi badai Freddy yang panjang telah menyebabkan kehancuran yang parah. Di Malawi, badai ini dilaporkan reda pada tanggal 15 Maret.
Menurut World Meteorological Organization (WMO), badai ini awalnya terbentuk pada tanggal 6 Februari 2023 di Samudra Hindia, kemudian melanda Madagaskar pada tanggal 21 Februari, dan kemudian mencapai Mozambik pada tanggal 24 Februari.
Pada awal Maret 2023, setidaknya 15 orang dilaporkan meninggal akibat badai Freddy di Madagaskar. Meskipun tidak lagi dikategorikan sebagai badai tropis, sisa-sisa badai tersebut masih menghasilkan hujan di wilayah tersebut, yang dapat memicu banjir dan tanah longsor.
Badai Freddy sempat kembali ke Samudra Hindia, di mana ia mendapatkan kekuatan baru dari air hangat. Kemudian, badai tersebut kembali ke daratan dengan kekuatan yang lebih besar, dengan angin mencapai 200 kilometer per jam.
Menurut NASA, badai Freddy mencetak rekor dengan memiliki akumulasi energi siklon tertinggi di belahan bumi selatan. WMO juga sedang menyelidiki apakah durasi Freddy merupakan yang terlama bagi siklon tropis. Rekor sebelumnya dipegang oleh topan John pada tahun 1994.
