Pada bulan Desember 2023, yang seharusnya musim hujan, menampilkan pemandangan yang tidak biasa. Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Guswanto, menjelaskan bahwa cuaca panas ini disebabkan oleh dominasi cuaca cerah pada siang hari, terutama di wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara. Berdasarkan citra satelit cuaca BMKG, wilayah Jawa atau bagian selatan Indonesia tidak memiliki tutupan awan dalam beberapa hari terakhir, sehingga sinar matahari langsung mencapai permukaan Bumi dengan intensitas yang tinggi. Fenomena ini juga disertai dengan minimnya tutupan awan di sekitar selatan ekuator, sehingga sinar matahari dapat menembus atmosfer dan mencapai permukaan bumi.
Terkait dengan kurangnya pertumbuhan awan hujan di wilayah Jawa-Nusa Tenggara, Guswanto menambahkan bahwa hal tersebut disebabkan oleh aktivitas pola tekanan rendah di sekitar Laut Cina Selatan. Pola tekanan rendah ini menghambat aliran massa udara basah ke arah selatan ekuator, sehingga kandungan uap air sangat sedikit di wilayah tersebut dan menyebabkan suhu panas yang cukup terik. Meskipun demikian, potensi hujan masih tetap ada, sehingga masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang mungkin terjadi dari hari ke hari.
