Debat presiden Indonesia berikutnya pada hari Minggu (7/1/2023) akan mencakup topik kebijakan luar negeri, geopolitik, dan keamanan. Debat melibatkan para pakar kebijakan luar negeri dan pertahanan dari berbagai universitas untuk merancang pertanyaan.
Di antara tiga kandidat, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dapat diharapkan untuk mendapatkan momen karena topik ini terkait langsung dengan kariernya yang panjang. Anies Baswedan yang menerima gelar lanjutannya dalam bidang politik dan keamanan internasional dari universitas-universitas di Amerika Serikat juga mungkin dapat bertahan.
Ganjar Pranowo adalah satu-satunya kandidat yang tidak memiliki latar belakang profesional atau akademis dari luar negeri. Calon wakil presiden Mahfud MD, pasangan Ganjar, meyakinkan publik bahwa Ganjar telah melakukan persiapan.
“Sudah siap, baik menerima pertanyaan, menjawab pertanyaan, atau menembak pertanyaan selama debat. Dia telah menyiapkan segalanya,” kata Mahfud MD pada hari Rabu.
Sementara itu, tim kampanye Prabowo juga menegaskan kepada publik bahwa Prabowo tidak akan “menghina” kandidat lain dalam debat berikutnya meskipun Prabowo sudah menguasai topik tersebut.
“Jadi pada debat kandidat presiden besok, itu bukan tempat untuk memamerkan diri, tidak. Dan Pak Prabowo tidak akan memalukan, tidak akan menghina, tidak akan menyerang kandidat presiden lainnya,” kata Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran, Habiburokhman.
Selama debat wakil presiden sebelumnya, calon wakil presiden Prabowo, Gibran Rakabuming Raka, putra Presiden Joko Widodo, menghadapi kritik karena diduga menanyakan pertanyaan kelicikan kepada Cak Imin, pasangan Anies Baswedan.
Gibran menanyakan tentang SGIE (State of the Global Islamic Economy), dan Cak Imin dengan terbuka mengakui bahwa dia tidak tahu definisinya. Debat kedua itu tentang urusan ekonomi dan Cak Imin tampil cukup buruk dibandingkan pesaingnya.
Muhammad Ali dan Lizsa Egeham turut berkontribusi dalam laporan ini.
