Berita  

Kelompok Houthi di Yaman Berjanji Untuk Membalas Serangan AS-Inggris, 5 Anggotanya Dikabarkan Tewas

Militer Amerika Serikat (AS) dan Inggris pada Kamis (11/1/2024) melakukan serangan udara terhadap lebih dari selusin lokasi yang digunakan oleh kelompok Houthi di Yaman. Mereka menggunakan rudal Tomahawk dan jet tempur yang diluncurkan oleh kapal perang. Sasaran militer tersebut meliputi pusat logistik, sistem pertahanan udara, dan lokasi penyimpanan senjata.

Sebelumnya, AS dan Inggris telah siap melancarkan serangan militer terhadap Houthi sebagai tanggapan terhadap serangan 21 rudal dan drone Houthi terhadap kapal perang AS dan Inggris pada Selasa (9/1) malam. Meskipun skala dan waktu serangan masih dirahasiakan, persiapan tersebut semakin intensif menurut sumber pertahanan Barat.

Juru bicara keamanan nasional AS John Kirby menyatakan bahwa AS akan melakukan segala yang diperlukan untuk melawan dan mengalahkan ancaman yang terus dilancarkan Houthi terhadap pelayaran komersial di Laut Merah.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa akan ada konsekuensi setelah serangan Houthi, sementara Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps menekankan untuk mengawasi perkembangan isu ini.

Sebagai respons, pemimpin Houthi Abdul-Malik al-Houthi mengatakan bahwa mereka akan melawan jika diserang. Dia juga menyatakan bahwa respons Houthi akan lebih besar dibandingkan serangan dengan 20 drone dan sejumlah rudal. Al-Houthi juga mengancam akan menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel dan tidak akan mundur dalam konfrontasi tersebut.