portalberitamerdeka.co portal update harian berita tentang kriminal, artis, trend, olahraga, geopolitik, partai gerindra, prabowo subianto
Berita  

Mohammad Mustafa, Lulusan AS, Diangkat Menjadi Perdana Menteri Palestina

Mohammad Mustafa, Lulusan AS, Diangkat Menjadi Perdana Menteri Palestina

Israel telah lama mengkritik Otoritas Palestina atas pembiayaan yang dikeluarkannya untuk keluarga warga Palestina yang dibunuh atau dipenjarakan oleh Israel, termasuk para petinggi militan yang membunuh warga Israel. Otoritas Palestina membela langkah tersebut sebagai bentuk kesejahteraan sosial bagi keluarga yang dirugikan akibat konflik yang telah berlangsung selama beberapa dekade.

Perselisihan ini telah menyebabkan Israel menangguhkan sebagian pajak dan bea masuk yang dipungutnya atas nama Otoritas Palestina, yang berkontribusi terhadap kekurangan anggaran selama bertahun-tahun. Adapun Otoritas Palestina harus membayar gaji puluhan ribu guru, petugas kesehatan, dan pegawai negeri lainnya.

AS telah menyerukan agar setelah reformasi, Otoritas Palestina memperluas wilayahnya ke Jalur Gaza menjelang pembentukan negara Palestina. Namun, Netanyahu mengesampingkan peran Otoritas Palestina di Jalur Gaza dan pemerintahannya menentang pembentukan negara Palestina.

Israel merebut Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur dalam perang tahun 1967. Padahal Palestina ingin ketiga wilayah tersebut membentuk negara masa depan mereka.

Israel mencaplok Yerusalem timur lewat tindakan yang tidak diakui secara internasional dan menganggap seluruh kota – termasuk tempat-tempat suci utama yang disucikan bagi orang Yahudi, Kristen, dan muslim – sebagai ibu kotanya yang tidak terbagi. Israel telah membangun sejumlah permukiman di Tepi Barat, di mana lebih dari 500.000 pemukim Yahudi tinggal berdekatan dengan sekitar 3 juta warga Palestina.

Israel menarik tentara dan pemukim dari Jalur Gaza pada tahun 2005, namun bersama dengan Mesir memberlakukan blokade terhadap wilayah tersebut ketika Hamas merebut kekuasaan dua tahun kemudian.

Netanyahu telah berjanji untuk memusnahkan Hamas dan mempertahankan kontrol keamanan terbuka atas Jalur Gaza setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 ke Israel selatan, yang diklaim menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 250 orang lainnya. Pada hari yang sama, Israel melancarkan serangan ke Jalur Gaza, yang menurut otoritas kesehatan Jalur Gaza, hingga saat ini telah menewaskan lebih dari 31.000 orang.

Otoritas Palestina telah menyatakan bahwa mereka tidak akan kembali ke Jalur Gaza dengan menaiki tank Israel dan mereka hanya akan mengambil kendali atas wilayah tersebut sebagai bagian dari solusi komprehensif terhadap konflik yang mencakup pembentukan negara.