portalberitamerdeka.co portal update harian berita tentang kriminal, artis, trend, olahraga, geopolitik, partai gerindra, prabowo subianto
Berita  

Konflik dan Krisis Kelaparan di Haiti Tumbuh Bersama-sama

Konflik dan Krisis Kelaparan di Haiti Tumbuh Bersama-sama

Kekerasan geng kriminal bersenjata memaksa Perdana Menteri Ariel Henry untuk mengumumkan pada Selasa (12/3) pagi bahwa dia akan mengundurkan diri setelah dewan transisi dibentuk, namun geng-geng kriminal bersenjata yang menuntut pemecatannya terus melanjutkan serangan mereka di beberapa komunitas.

Bauer dan pejabat lainnya mengungkapkan bahwa geng-geng kriminal bersenjata memblokir jalur distribusi dan melumpuhkan pelabuhan utama, sementara gudang WFP kehabisan biji-bijian, kacang-kacangan, dan minyak sayur.

“Kami memiliki persediaan untuk berminggu-minggu. Maksud saya berminggu-minggu, bukan berbulan-bulan,” kata Bauer. “Itu membuat saya takut.”

Di dalam tempat penampungan darurat di sekolah, keadaan menjadi lebih teratur, dengan banyak orang yang mengantre untuk mendapatkan makanan. Lebih dari 3.700 penghuni tempat penampungan bersaing untuk mendapatkan tempat tidur dan berbagi lubang di tanah untuk dijadikan toilet.
Marie Lourdes Geneus, seorang pedagang kaki lima berusia 45 tahun dan ibu dari tujuh anak, mengisahkan geng-geng kriminal bersenjata mengusir keluarganya dari tiga rumah berbeda sebelum mereka berakhir di tempat penampungan.

“Jika Anda melihat sekeliling, ada banyak orang yang putus asa seperti saya, yang sebelumnya memiliki kehidupan dan kini kehilangannya,” kata dia.

Pengungsi lainnya, Erigeunes Jeffrand (54), mengatakan dia dulu mencari nafkah dengan menjual tebu sebanyak empat gerobak setiap harinya, namun geng-geng kriminal bersenjata baru-baru ini mengusir dia dan keempat anaknya keluar dari lingkungan mereka.

“Rumah saya hancur total dan dirampok,” tutur dia. “Mereka mengambil semua yang saya miliki. Dan sekarang, mereka bahkan tidak mengizinkan saya bekerja.”

Dia mengirim dua anak bungsunya untuk tinggal bersama kerabatnya di pedesaan Haiti yang lebih tenang sementara dua anak tertua tinggal bersamanya di tempat penampungan.

“Percayakah Anda saya punya rumah? … Saya memenuhi kebutuhan. Tapi sekarang, saya hanya bergantung pada apa yang orang berikan untuk makan. Ini bukan sebuah kehidupan,” tambahnya.