Varadkar pertama kali terpilih sebagai anggota parlemen pada tahun 2007 dan pernah mengatakan bahwa ia akan pensiun dari politik ketika ia mencapai usia 50 tahun.
Ia memimpin Irlandia selama periode setelah Inggris memutuskan untuk meninggalkan Uni Eropa pada tahun 2016. Brexit memiliki dampak besar bagi Irlandia, anggota Uni Eropa yang berbatasan dengan Irlandia Utara di Inggris. Hubungan antara Inggris dan Irlandia menjadi tegang ketika Boris Johnson, pendukung Brexit garis keras, menjadi pemimpin Inggris. Namun, hubungan tersebut menjadi lebih stabil sejak kedatangan Perdana Menteri Rishi Sunak.
Baru-baru ini, Varadkar kembali dari Washington, di mana ia bertemu dengan Presiden Joe Biden dan para pemimpin politik lainnya dalam kunjungan tradisional perdana menteri Irlandia untuk Hari St. Patrick ke Amerika Serikat. Di Gedung Putih, ia menyerukan gencatan senjata dalam konflik antara Hamas dan Israel.
“Rakyat Gaza sangat membutuhkan makanan, obat-obatan, tempat berlindung, dan yang paling penting, mereka membutuhkan penghentian pengebomanan,” kata Varadkar kepada Biden, seperti yang dilaporkan oleh France24.
“Ia juga menyatakan bahwa aspirasi rakyat Palestina untuk memiliki tanah air dan negara yang utuh di tanah nenek moyang mereka setara dengan keinginan Israel.”
Varadkar juga telah mengungkapkan frustrasinya terhadap polarisasi politik yang semakin meningkat di Irlandia, seperti halnya di negara lain. Namun, pengunduran dirinya di luar dugaan. Micheal Martin, wakil perdana menteri saat ini, mengatakan bahwa ia terkejut mendengar keputusan Varadkar tersebut.
“Namun, saya ingin mengucapkan terima kasih yang tulus atas kontribusinya,” kata Martin. “Kami telah bekerja sama dengan sangat baik.”
