portalberitamerdeka.co portal update harian berita tentang kriminal, artis, trend, olahraga, geopolitik, partai gerindra, prabowo subianto
Berita  

Rusia Mengklaim Menangkap 11 Orang Terkait Penembakan Massal di Konser Moskow yang Menewaskan 143 Korban

Rusia Mengklaim Menangkap 11 Orang Terkait Penembakan Massal di Konser Moskow yang Menewaskan 143 Korban

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, meminta komunitas internasional untuk mengutuk insiden tersebut, dan menyebutnya sebagai “kejahatan yang mengerikan”.

Pemerintah Ukraina dengan cepat menyangkal keterlibatannya dalam serangan itu, yang terjadi lebih dari dua tahun setelah Rusia melancarkan invasi besar-besaran terhadap negara tetangganya.

“Terlepas dari segalanya, bagi Ukraina segalanya akan diputuskan di medan perang,” kata penasihat presiden Mykhailo Podolyak melalui Telegram.

National Guard Rusia mengatakan mereka memiliki unit khusus yang bekerja di lokasi kejadian untuk memburu para penyerang. Pejabat tinggi Rusia juga menuju ke Krasnogorsk.

Lebih dari 6.000 orang Rusia berbondong-bondong ke kompleks ritel dan konser Crocus City Hall untuk menonton konser grup rock Picnic. Seorang saksi mata mengatakan kekerasan terjadi beberapa menit sebelum band tersebut dijadwalkan tampil di panggung. Anggota band Picnic sendiri tidak terluka.

Seorang penjaga keamanan menggambarkan bagaimana para penyerang bersenjata lengkap menyerbu ke dalam serambi sambil menembakkan peluru ketika dia dan rekan-rekannya sedang bekerja di pintu masuk pusat.

Di dalam auditorium, seorang wanita mengatakan dia dan pengunjung lainnya bergegas menuju panggung, segera setelah mereka menyadari ada tembakan. “Saya melihat seseorang di dalam ruangan dengan pistol dan terdengar suara tembakan, saya mencoba merangkak ke belakang pengeras suara,” katanya kepada TV Rusia.

Api dan kepulan asap membubung ke langit dan fasad aula terbakar ketika kaca di dua lantai teratas gedung itu pecah.

Kebakaran tampaknya bermula ketika para penyerang melemparkan semacam alat pembakar.

Seorang pria, Vitaly, menceritakan bagaimana dia melihat para penyerang melepaskan tembakan ketika dia berada di balkon gedung konser: “Mereka melemparkan beberapa bom molotov, semuanya mulai terbakar. Kami dibawa keluar menuju pintu keluar.”

Saksi mata lain mengatakan anak-anak dan remaja berada di kompleks tersebut pada saat serangan terjadi, sedang mengikuti kompetisi dansa ballroom.

Sementara beberapa dari mereka yang berada di ruang konser dapat melarikan diri ke area parkir dari panggung, yang lain menuju ke atap dan pihak berwenang Rusia mengatakan sekitar 100 orang lainnya telah melarikan diri melalui ruang bawah tanah.

Puluhan awak ambulans segera dikirim ke lokasi kejadian dan berdiri di luar kompleks di Krasnogorsk selama beberapa waktu setelah penyerangan.

Wali Kota Moskow, Sergei Sobyanin, menanggapi peristiwa tersebut dengan membatalkan semua acara publik di ibu kota selama akhir pekan. “Saya turut berduka cita untuk orang-orang tercinta para korban,” ujarnya.

Beberapa jam berikutnya beberapa wilayah lain juga membatalkan acara, termasuk kota terbesar kedua di Rusia, St Petersburg.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, meminta komunitas internasional untuk mengutuk insiden tersebut, dan menyebutnya sebagai “kejahatan yang mengerikan”.

Pemerintah Ukraina dengan cepat menyangkal keterlibatannya dalam serangan itu, yang terjadi lebih dari dua tahun setelah Rusia melancarkan invasi besar-besaran terhadap negara tetangganya.

“Terlepas dari segalanya, bagi Ukraina segalanya akan diputuskan di medan perang,” kata penasihat presiden Mykhailo Podolyak melalui Telegram.

Enam hari yang lalu Vladimir Putin memenangkan masa jabatan kelima dalam pemilihan presiden Rusia. Pemungutan suara tersebut tidak melibatkan pihak yang benar-benar menentang dan negara-negara Barat mengecam pemilu tersebut sebagai pemilu yang tidak bebas dan tidak adil.

Juru bicara intelijen militer Ukraina, Andriy Yusov, menyatakan serangan itu adalah “tindakan provokasi yang disengaja oleh dinas khusus Putin”, tanpa memberikan bukti apa pun.

Serangan pada Jumat (22/3) malam adalah serangan terburuk yang menyasar warga sipil di Moskow selama bertahun-tahun, namun hal ini mengingatkan kembali akan pengepungan teater di ibu kota pada tahun 2002, ketika 40 militan Chechnya menyandera lebih dari 900 orang dalam pertunjukan musikal yang disebut NordOst.

Dinas keamanan Rusia akhirnya menyerbu teater, memompa gas tidur ke dalam aula. Sekitar 130 sandera tewas.

Akibat peristiwa serangan pada Jumat (22/3) malam tersebut, pihak keamanan kini memperketat penjagaan di bandara dan stasiun.