Presiden Boluarte, yang berusia 61 tahun, saat ini sedang diselidiki terkait kepemilikan jam tangan mewah Rolex, yang disebutnya sebagai hasil dari kerja kerasnya. Penyelidikan dilakukan untuk menentukan apakah dia memperkaya dirinya secara ilegal sejak menjabat pada Desember 2022 dan karena tidak melaporkan jam tangan tersebut sebagai asetnya.
Presiden Boluarte dijadwalkan untuk memberikan pernyataan resmi kepada penyelidik pada Jumat (5/4) dan diminta untuk menunjukkan jam tangan Rolex miliknya. Namun, dalam penggeledahan yang dilakukan pada Jumat malam (29/3) hingga Sabtu (30/3), tidak ditemukan bukti apa pun.
Dina Boluarte, yang sebelumnya adalah seorang pengacara dan pejabat distrik, mulai memamerkan jam tangan mewah tersebut setelah menjadi presiden. Namun, ia tidak mencantumkan jam tangan tersebut dalam formulir pernyataan aset wajib.
Selain kasus jam tangan Rolex, Boluarte juga menghadapi tuntutan konstitusional atas tindakan keras terhadap protes yang menyebabkan kematian lebih dari 50 orang. Namun, persidangan tidak dapat dilakukan sampai masa jabatannya berakhir pada Juli 2026 atau jika dia dipecat.
Kongres berpotensi meminta pemecatannya karena “ketidakmampuan moral”, namun hal ini sulit dilakukan karena kelompok sayap kanan yang mengendalikan badan legislatif sebagai pendukung utama Boluarte tidak akan bekerja sama dengan pesaing sayap kiri mereka.
