portalberitamerdeka.co portal update harian berita tentang kriminal, artis, trend, olahraga, geopolitik, partai gerindra, prabowo subianto
Berita  

Kementerian Luar Negeri RI Merespons Rekaman Media Hareetz Tentang Komitmen Indonesia untuk Menjalin Hubungan Diplomatik dengan Israel demi Keanggotaan OECD

Kementerian Luar Negeri RI Merespons Rekaman Media Hareetz Tentang Komitmen Indonesia untuk Menjalin Hubungan Diplomatik dengan Israel demi Keanggotaan OECD

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa pemerintah terus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional untuk mencapai visi Indonesia emas 2045. Salah satu strategi kebijakan yang ditempuh adalah mendorong kerja sama internasional.

Sebagai mitra global, Indonesia telah aktif berperan dalam menentukan arah ekonomi global melalui keterlibatan dalam sejumlah forum internasional. Saat ini, Indonesia juga menjadi negara Asia Tenggara pertama dan ketiga di Asia yang mencapai status Open for Accession Discussion untuk menjadi anggota penuh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).

“Melalui kerja sama di berbagai forum internasional, Indonesia juga memberikan arah pada kondisi global yang kondusif terutama untuk pertumbuhan ekonomi. Dengan standar global, seperti di OECD, tentunya kita berharap dapat memiliki efek berganda dalam bentuk kepercayaan internasional terhadap iklim investasi di Indonesia,” ungkap Airlangga Hartarto dalam acara Launching Indo-Pacific Strategic Intelligence (IPSI), dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (8/3/2024).

Keikutsertaan sebagai negara anggota OECD tersebut dianggap mampu memberikan implikasi yang besar bagi Indonesia. Menurut penelitian yang dilakukan Pemerintah, dampaknya dapat meningkatkan PDB Indonesia hingga 0,94%, serta meningkatkan investasi negara OECD ke Indonesia hingga 0,37%, didorong oleh tingginya permintaan ekspor dari anggota OECD yang mendorong arus investasi domestik.

Selain berbagai forum internasional tersebut, Indonesia juga berperan dalam menciptakan stabilitas kawasan, khususnya di Indo-Pasifik. Stabilitas dan keamanan kawasan tersebut memiliki peranan penting bagi logistik dan ketersediaan komoditas negara di Asia Tenggara dan Pasifik Selatan, oleh karena itu Indonesia juga turut berperan dalam Indo-Pacific Economic Framework (IPEF).

Sejumlah upaya lain dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif juga dilakukan Pemerintah dengan mengintensifkan industrialisasi pada beberapa sektor, mulai dari pengolahan sumber daya alam hingga teknologi digital, pembangunan industri petrokimia dengan target sebesar 30 juta ton untuk olefin dan 5,6 juta ton untuk aromatik pada tahun 2035, penguatan industri otomotif, pengembangan rantai pasok semikonduktor, hingga perbaikan ekosistem logistik untuk menekan biaya logistik hingga 8% pada tahun 2045.

“Untuk pertumbuhan yang kuat dan inklusif, Indonesia harus terintegrasi pada rantai pasok kawasan dan global. Oleh karena itu, keamanan dan stabilitas menjadi penting agar rantai pasok kita tidak terganggu,” pungkas Menko Airlangga.