Di negara tetangga Bangladesh, gelombang panas yang melanda sebagian besar India timur terus berlanjut dan menyebar ke bagian selatan negara itu pada hari Selasa. Demikian diungkapkan Departemen Meteorologi India (IMD).
Suhu maksimum mencapai dua hingga tujuh derajat Celcius di atas normal di beberapa bagian Odisha, Benggala Barat, Andhra Pradesh, dan Tamil Nadu.
Di Anantapur, suhu melonjak hingga 43,5 derajat Celcius. Kurnool di Andhra Pradesh mencatat suhu 43,2 derajat Celcius, Salem 42,3 derajat Celcius, dan Erode di Tamil Nadu mengalami suhu 42 derajat Celcius. Demikian dilansir Indian Express.
Gelombang panas yang sedang berlangsung ini adalah yang kedua pada bulan ini.
Kondisi gelombang panas di Odisha dilaporkan telah terjadi sejak 15 April dan Benggala Barat sejak 17 April.
Dalam pernyataannya, IMD menyebutkan gelombang panas hingga kondisi gelombang panas yang parah diperkirakan terjadi di India timur dan semenanjung selatan India selama lima hari ke depan.
Di tengah kondisi El Nino yang terjadi namun melemah, IMD sebelumnya telah memperingatkan akan terjadinya panas ekstrem selama periode April-Juni ketika sekitar satu miliar orang berpartisipasi dalam pemilu India, sehingga meningkatkan kekhawatiran mengenai kerentanan terhadap gelombang panas.
Pemungutan suara untuk pemilu tahap pertama dilakukan pada 19 April. Pemungutan suara tahap kedua dijadwalkan pada 26 April.
Kantor Met menyebutkan empat hingga delapan hari gelombang panas diperkirakan akan terjadi di berbagai bagian negara pada bulan April saja dibandingkan biasanya satu hingga tiga hari. Adapun gelombang panas diperkirakan terjadi selama 10 hingga 20 hari dibandingkan dengan rata-rata empat hingga delapan hari di seluruh periode April-Juni.
Wilayah yang diperkirakan akan mengalami gelombang panas lebih tinggi adalah Madhya Pradesh, Gujarat, Odisha, Andhra Pradesh, Madhya Maharashtra, Vidarbha, Marathwada, Bihar dan Jharkhand. Beberapa tempat mungkin mencatat lebih dari 20 hari gelombang panas.
Panas yang hebat dapat membebani jaringan listrik dan mengakibatkan kekurangan air di beberapa bagian India.
Dalam laporan terbaru pada pertengahan April, IMD menyatakan India akan mengalami curah hujan kumulatif di atas normal pada musim hujan tahun 2024 dengan kondisi La Nina, yang diperkirakan akan terjadi pada Agustus-September, sebagai faktor dominannya.
Musim hujan sangat penting bagi lanskap pertanian India, di mana 52 persen dari total lahan pertanian bergantung padanya. Hal ini juga penting untuk mengisi kembali waduk-waduk yang penting untuk air minum selain untuk pembangkit listrik di seluruh negeri.