Pernyataan Modi merujuk pada pernyataan mantan Perdana Menteri Manmohan Singh dari Partai Kongres India pada tahun 2006. Singh mengatakan bahwa kasta, suku, perempuan yang lebih rendah di India, dan “khususnya minoritas muslim” berhak mendapatkan bagian yang setara dalam pembangunan negara.
“Mereka harus mempunyai klaim pertama atas sumber daya,” kata Singh.
Sehari kemudian, kantornya mengklarifikasi bahwa Singh merujuk pada semua kelompok yang kurang beruntung.
Dalam petisinya kepada Komisi Pemilihan Umum, Partai Kongres India mengatakan bahwa Modi dan BJP telah berulang kali menggunakan simbol dan sentimen agama dan agama dalam kampanye pemilu mereka tanpa mendapat hukuman.
“Tindakan ini semakin diperkuat oleh kelambanan komisi dalam menghukum perdana menteri dan BJP atas pelanggaran terang-terangan mereka terhadap undang-undang pemilu,” sebut petisi itu.
“Dalam sejarah India, tidak ada perdana menteri yang merendahkan martabat jabatannya seperti yang dilakukan Modi,” tulis Kharge di platform media sosial X alias Twitter.
Komisi Pemilihan Umum dapat mengeluarkan peringatan dan memberhentikan kandidat untuk jangka waktu tertentu karena pelanggaran kode etik.
“Kami menolak berkomentar,” kata juru bicara komisi tersebut kepada kantor berita Press Trust of India pada hari Senin.
Dalam pidatonya, Modi juga mengulangi kiasan nasionalis Hindu bahwa umat Islam telah melampaui jumlah penduduk Hindu dengan memiliki lebih banyak anak. Umat Hindu merupakan 80 persen dari 1,4 miliar penduduk India, sedangkan 200 juta penduduk muslim di negara itu setara dengan 14 persen.
BJP yang dipimpin Modi sebelumnya menyebut muslim sebagai penyusup dan migran ilegal yang menyeberang ke India dari Bangladesh dan Pakistan.
Meskipun demikian, Modi sebagian besar tetap diam atas berbagai tuduhan diskriminasi terhadap muslim dan para kritikus mengatakan bahwa hal tersebut telah menguatkan beberapa pendukungnya yang paling ekstrem dan memungkinkan lebih banyak ujaran kebencian terhadap umat Islam.