Columbia University memutuskan untuk menangguhkan aktivis pro-Palestina yang menolak membongkar perkemahan di kampus mereka di Kota New York setelah perundingan selama berhari-hari mengalami kebuntuan. Aksi ini dilakukan untuk mengakhiri protes yang terpolarisasi terkait aksi Israel di Jalur Gaza.
Pada saat yang bersamaan, di University of Texas di Austin, puluhan mahasiswa pro-Palestina ditangkap oleh polisi setelah disiram dengan semprotan merica saat melakukan demonstrasi. Tindakan keras ini merupakan akibat dari protes yang mengguncang kampus-kampus di Amerika Serikat.
Surat peringatan dikirimkan oleh pihak Columbia University kepada mahasiswa, mengancam akan menangguhkan mereka jika tidak membongkar perkemahan dan menandatangani formulir yang berjanji untuk mematuhi kebijakan universitas. Hal ini dilakukan untuk memastikan keamanan di kampus dan mengatasi gangguan yang ditimbulkan oleh demonstran.
Meskipun para pengunjuk rasa menuntut divestasi dengan Israel, Rektor Columbia University menegaskan bahwa kampus tidak akan melakukan hal tersebut. Sebaliknya, dia menawarkan investasi di bidang kesehatan dan pendidikan di Jalur Gaza serta menjadikan investasi kampus lebih transparan.
Para pengunjuk rasa berjanji untuk terus mempertahankan perkemahan mereka dan menuntut divestasi, transparansi keuangan universitas, dan amnesti bagi mahasiswa dan dosen yang terlibat dalam protes. Mereka tidak akan bergerak sampai tuntutan mereka dipenuhi atau dipindahkan secara paksa.
Aksi ini dilakukan sebagai bentuk perlawanan terhadap tindakan Israel di Jalur Gaza. Banyak pengunjuk rasa yang mengenakan keffiyeh, simbol perlawanan Palestina, sebagai bentuk solidaritas dengan negara tersebut.