Bintang adalah objek langit yang memancarkan cahaya dan panas melalui reaksi fusi nuklir di intinya. Bintang terdiri dari gas yang sangat panas, sebagian besar terbuat dari hidrogen dan helium, dua unsur paling ringan.
Bintang bersinar dengan membakar hidrogen menjadi helium di intinya dan pada akhirnya menciptakan unsur yang lebih berat. Bintang merupakan objek astronomi yang paling dikenal dan mewakili blok bangunan dan galaksi yang paling dasar.
Bintang terbesar dalam tata surya kita adalah matahari, bintang terdekat dengan bumi berjarak sekitar 149.680.000 kilometer. Seiring dengan penemuan lebih banyak bintang, ternyata ada beberapa bintang yang sangat aneh dan membingungkan para astronom.
Beberapa bintang tersebut tidak mengikuti aturan fisika yang umum berlaku. Berikut ini adalah beberapa bintang unik di alam semesta:
1. Bintang Tabby
Bintang Tabby atau Tabby’s Star adalah salah satu bintang paling misterius di alam semesta. Ditemukan pertama kali melalui proyek Planet Hunters pada tahun 2011. Astronom Amerika Serikat, Tabetha “Tabby” S. Boyajian menemukan fluktuasi aneh dan tak teratur dari bintang ini pada tahun 2015. Bintang Tabby berjarak 1.500 tahun cahaya dari bumi.
Bintang ini memiliki aktivitas yang menarik dan tidak biasa. Cahaya Tabby’s Star dapat meredup dengan tingkat keredupan yang berbeda dan terjadi dalam rentang waktu yang berbeda pula. Tabby’s Star memiliki ukuran yang sangat besar, 50 persen lebih besar dari matahari dan 1.000 derajat lebih panas.
Bintang unik ini pertama kali ditemukan oleh warga biasa atau tenaga non-profesional melalui Proyek Planet Hunters. Proyek ini memungkinkan siapa pun untuk mencari planet di data Kepler. Selain itu, observasi lebih lanjut dari bintang ini juga melibatkan astronom amatir tanpa pendidikan astronomi formal.
Beberapa astronom amatir yang terlibat dalam pengamatan Tabby’s Star adalah Franky Dubois (mantan mandor di pabrik sabuk pengaman), Ludwig Logie (koordinator keamanan di industri konstruksi), dan Steve Rau (pelatih di perusahaan kereta api Belgia). Pada Januari hingga Desember 2016, para peneliti menggunakan sinar ultraviolet untuk mengamati Tabby’s Star dengan menggunakan Swift.
