portalberitamerdeka.co portal update harian berita tentang kriminal, artis, trend, olahraga, geopolitik, partai gerindra, prabowo subianto
Berita  

Rayakan Hari Kemenangan Perang Dunia II, Rusia Siap Tempur: Putin Peringatkan Barat

Rayakan Hari Kemenangan Perang Dunia II, Rusia Siap Tempur: Putin Peringatkan Barat

Sejak berkuasa pada tahun 1999, Putin telah menjadikan tanggal 9 Mei sebagai bagian penting dari agenda politiknya, yang menampilkan rudal, tank, dan jet tempur. Para veteran yang dianugerahi medali bergabung dengannya pada hari Kamis untuk meninjau parade tersebut, dan banyak orang termasuk Putin mengenakan pita St. George berwarna hitam dan oranye yang secara tradisional dikaitkan dengan Hari Kemenangan.

Sebanyak 9.000 tentara, termasuk sekitar 1.000 tentara yang bertempur di Ukraina, ambil bagian dalam parade hari Kamis tersebut.

Meskipun duta besar AS dan Inggris tidak hadir, Putin didampingi oleh pejabat tinggi dan presiden dari beberapa negara bekas Uni Soviet serta beberapa sekutu Rusia lainnya, termasuk pemimpin dari Kuba, Guinea-Bissau, dan Laos.

Putin menggambarkan Hari Kemenangan sebagai momen yang sangat emosional dan menyedihkan. Dia sering bercerita tentang sejarah keluarganya, berbagi kenangan tentang ayahnya yang bertempur di garis depan selama pengepungan Nazi dan terluka parah.

Selama beberapa tahun, Putin membawa foto ayahnya dalam pawai Hari Kemenangan begitu juga orang lain yang menghormati kerabat mereka yang merupakan veteran perang yang dijuluki “Resimen Abadi”. Namun, perilaku ini dihentikan selama pandemi COVID-19 dan kemudian terjadi lagi di tengah isu keamanan setelah dimulainya perang Ukraina.

Para pengamat menilai fokus Putin pada Perang Dunia II sebagai bagian dari upayanya untuk menghidupkan kembali pengaruh dan prestise Uni Soviet serta ketergantungannya pada praktik Uni Soviet.

“Ini adalah identifikasi diri yang terus menerus dengan Uni Soviet sebagai pemenang Nazisme dan kurangnya legitimasi kuat lainnya yang memaksa Kremlin untuk menyatakan ‘denazifikasi’ sebagai tujuan perang,” kata Nikolay Epplee.

Pemimpin Rusia, ungkap Epplee, terkurung dalam pandangan dunia yang dibatasi oleh masa lalu Uni Soviet.