Dukungan China memungkinkan Kamboja untuk mengabaikan sorotan Barat mengenai catatan buruknya dalam isu hak asasi manusia dan politik, dan pada gilirannya Kamboja secara umum mendukung posisi Beijing mengenai isu-isu kebijakan luar negeri seperti klaim teritorialnya di Laut China Selatan. Kamboja baru-baru ini menegaskan kembali tekadnya untuk melanjutkan proyek Kanal Funan Techo sepanjang 180 kilometer senilai USD 1,7 miliar yang dibiayai China di empat provinsi di bagian selatan negara itu untuk menghubungkan ibu kota, Phnom Penh, ke Teluk Thailand. Rencana itu telah menimbulkan kekhawatiran dari negara tetangganya, Vietnam, di mana beberapa analis mengatakan kanal dengan lebar 100 meter dan kedalaman 5,4 meter dapat memudahkan China mengirim pasukan militer ke arah selatan, dekat dengan pantai selatan Vietnam.
Keterlibatan China di Pangkalan Angkatan Laut Ream Kamboja di Teluk Thailand juga menimbulkan kekhawatiran, di mana AS dan beberapa analis keamanan internasional mengatakan pangkalan tersebut kemungkinan akan menjadi pos strategis bagi Angkatan Laut China. Pada 7 Desember, dua kapal angkatan laut China menjadi kapal pertama yang berlabuh di dermaga baru yang didanai China di pangkalan itu, bertepatan dengan kunjungan pejabat tinggi pertahanan China ke Kamboja. Pada April, Menteri Luar Negeri China Wang Yi melakukan kunjungan tiga hari ke Kamboja untuk menegaskan hubungan kedua negara.