Direktur Keamanan Nasional Korea Selatan Chang Ho-jin mengumumkan pada hari Minggu bahwa pihaknya akan mengambil tindakan tak tertahankan terhadap Korea Utara sebagai respons terhadap peluncuran balon udara, dugaan gangguan sinyal GPS di Korea Selatan, dan simulasi serangan nuklir dalam beberapa hari terakhir.
Chang Ho-jin mengecam kampanye balon udara Korea Utara dan dugaan gangguan sinyal GPS sebagai tindakan provokatif yang tidak rasional dan tidak dapat dibayangkan oleh negara pada umumnya. Dia menuduh Korea Utara bertujuan menciptakan kecemasan dan kekacauan di antara masyarakat Korea Selatan.
Korea Utara telah merespons dengan marah terhadap selebaran Korea Selatan yang berisi pesan propaganda yang mengkritik pemerintahan otoriter Korea Utara dan berita luar. Pada tahun 2020, Korea Utara meledakkan kantor penghubung kosong yang telah dibangun oleh Korea Selatan sebagai bentuk kemarahan atas kampanye balon udara dari Korea Selatan.
Para ahli menyatakan bahwa kampanye balon udara yang dilakukan Korea Utara, yang merupakan yang pertama dalam tujuh tahun terakhir, bertujuan untuk memicu perpecahan internal di Korea Selatan karena kebijakan keras pemerintah konservatif terhadap Korea Utara. Mereka juga memperkirakan Korea Utara akan meningkatkan ketegangan menjelang pemilihan presiden Amerika Serikat pada bulan November.
Sejak tahun 2022, Korea Utara telah meningkatkan uji coba senjata guna memperkuat kekuatan nuklirnya. Pekan lalu, negara tersebut meluncurkan serangkaian senjata nuklir ke laut dalam sebuah latihan yang mensimulasikan serangan mendadak terhadap Korea Selatan.
