Pada bulan Maret, Menteri Pertahanan Korea Selatan Shin Wonsik menyatakan bahwa Korea Utara telah mengirim sekitar 7.000 kontainer berisi amunisi dan perlengkapan militer lainnya ke Rusia. Sebagai imbalannya, Korea Utara menerima lebih dari 9.000 kontainer yang diduga berisi bantuan.
Rusia hanya bersedia bekerja sama dengan Korea Utara selama konflik militer masih terjadi di Ukraina, menurut Andrei Lankov, seorang profesor di Universitas Kookmin. Dia mengatakan, “Nilai strategis Korea Utara dapat berkurang jika konflik aktif di Ukraina berakhir. Ketika konflik militer masih terjadi di Ukraina, akan ada interaksi yang intensif seperti perdagangan senjata. Korea Utara berusaha untuk mendapatkan bantuan teknis militer dan teknologi militer, tetapi saya rasa Rusia tidak akan memberikan teknologi tersebut kepada mereka.”
Selengkapnya bisa dibaca di gambar di atas.
