Pecahnya aliansi Sara-Marcos terungkap beberapa bulan setelah Marcos menjadi presiden, di mana dia mengubah banyak kebijakan ayah Sara, Rodrigo Duterte, dari Laut China Selatan, perang terhadap narkoba, dan potensi perundingan damai dengan pemberontak komunis.
Marcos juga sedang mempertimbangkan untuk bergabung kembali dengan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) yang secara resmi ditarik oleh Duterte pada tahun 2019, setelah jaksa ICC mengumumkan penyelidikan awal terhadap ribuan pembunuhan dalam perang terhadap narkoba yang dilancarkan Duterte.
Pada bulan Januari, Duterte menuduh Marcos menggunakan narkoba, sementara putranya, yang saat ini menjabat sebagai Wali Kota Davao, meminta Marcos untuk mundur.
“Aries Arugay, seorang peneliti senior di Institut ISEAS Yusof-Ishak, mengatakan bahwa pengunduran diri Sara tidak terjadi begitu saja. Ini disebabkan oleh perbedaan yang semakin besar antara posisi mereka dalam kebijakan dan politik,” kata Arugay.
Arugay meyakini bahwa pengunduran diri Sara akan memberinya kesempatan politik untuk menentang Marcos, yang berpotensi memecah belah negara.
“Ini adalah pertarungan antara dinasti-dinasti,” katanya.
