Beberapa dari korban selamat menggambarkan kepanikan yang mereka alami setelah Gunung Marapi meletus. Salah satunya adalah Ridho, yang saat ini dirawat di rumah sakit terdekat dan mengatakan kepada AFP, “Aku berlari zig-zag, turun sekitar 30 hingga 40 meter dari pos pendakian.”
“Ia juga menjelaskan bahwa letusan gunung terdengar sangat keras, sehingga ia melihat ke belakang dan segera berlari seperti yang dilakukan orang lain. Beberapa orang melompat dan jatuh. Aku berlindung di balik bebatuan karena tidak ada pohon di sekitar,” tambahnya.
Kapolda Sumatera Barat juga menyebutkan bahwa dua anggota polisi berada di antara 75 pendaki saat letusan terjadi. Salah satu anggota selamat, tetapi kapolda khawatir bahwa yang lain mungkin telah meninggal dunia.
“Mereka berdua hanya ingin melihat gunung tersebut dan bukan sedang bertugas,” ungkapnya.
“Satu orang berhasil selamat namun patah lengannya dan sedang dalam perawatan dokter. Satu orang lagi diduga telah meninggal dunia. Kami masih menunggu konfirmasinya,” lanjutnya.