Bentrok antar dua suku di Pakistan menelan korban jiwa. Setidaknya 30 orang tewas dan 145 lainnya cedera dalam bentrokan bersenjata antara dua suku yang memperebutkan sebidang tanah di distrik suku yang bergolak di Pakistan barat laut. Bentrokan hebat dimulai lima hari lalu di Desa Boshera di Distrik Upper Kurram, yang telah menyaksikan konflik mematikan antara suku dan kelompok agama serta bentrokan sektarian dan serangan militan di masa lalu.
Polisi mengatakan bentrok antar suku tersebut menyebabkan 30 orang tewas dan 145 lainnya cedera dalam lima hari terakhir di distrik Kurram, Khyber Pakhtunkhwa, yang berbatasan dengan Afghanistan. Pihak berwenang dengan bantuan para tetua suku, pimpinan militer, polisi, dan administrasi distrik telah menengahi gencatan senjata antara suku Syiah dan Sunni di daerah Boshera, Malikhel, dan Dandar beberapa waktu lalu. Namun, penembakan masih terus berlangsung di beberapa bagian lain distrik tersebut.
Para pejuang suku telah mengosongkan parit-parit, yang sekarang berada di bawah kendali para penegak hukum. Bentrokan pecah antara kedua suku tersebut karena sengketa tanah empat hari lalu dan menyebar ke daerah-daerah lain, termasuk Peewar, Tangi, Balishkhel, Khaar Kalay, Maqbal, Kunj Alizai, Para Chamkani, dan Karman. Penduduk setempat mengatakan para pesaing menggunakan senjata berat dan canggih, termasuk mortir dan peluncur roket, terhadap satu sama lain.
Mereka juga melaporkan bahwa mortir dan roket ditembakkan ke Parachinar dan Sadda, kota-kota utama di distrik Suku Kurram. Ada empat gelombang serangan dalam baku tembak tadi malam (Sabtu 27 Juli) yang mengakibatkan lebih banyak korban. Semua lembaga pendidikan dan pasar ditutup, sementara lalu lintas di jalan-jalan utama tetap dihentikan pada siang hari. Kontingen besar polisi dan pasukan keamanan telah dikerahkan di daerah-daerah yang terkena dampak.