Para pemimpin sekutu Iran, Hamas, Jihad Islam Palestina, perwakilan senior gerakan Houthi di Yaman, dan Hizbullah di Lebanon, hadir dalam upacara pelantikan Pezeshkian.
Sebelumnya, pada hari Senin, Pezeshkian memperingatkan Israel agar tidak menyerang Lebanon, dengan mengatakan tindakan tersebut akan memiliki konsekuensi berat.
Meskipun demikian, otoritas tertinggi di Iran berada di tangan Khamenei dalam semua urusan negara, termasuk kebijakan luar negeri dan nuklir.
Khamenei juga harus menyetujui penunjukan Pezeshkian untuk jabatan penting di kabinet, seperti menteri luar negeri, perminyakan, dan intelijen.
Selain konflik Israel di Gaza, Pezeshkian juga dihadapkan pada tugas berat membebaskan Iran dari sanksi AS yang memberatkan, yang diberlakukan kembali setelah AS menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran.
Pembicaraan tidak langsung antara Teheran dan Washington untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir telah terhenti sejak 2022, dengan kedua belah pihak saling menyalahkan atas tuntutan yang tidak masuk akal.
“Pemerintah saya tidak akan pernah menyerah pada intimidasi dan tekanan… Tekanan dan sanksi tidak berhasil… dan rakyat Iran harus diperlakukan dengan hormat,” tegas Pezeshkian.
” Saya tidak akan berhenti berupaya mencabut sanksi yang memberatkan,” tambahnya. “Saya optimis tentang masa depan.”