Liputan6.com, Moskow – Situasi darurat telah dinyatakan di Kursk, Rusia, setelah serangan lintas batas oleh pasukan Ukraina. Hal ini dikonfirmasi oleh penjabat gubernur wilayah tersebut, Alexey Smirnov.
“Situasi di wilayah perbatasan Kursk saat ini sulit. Saya telah memutuskan untuk memberlakukan situasi darurat di Wilayah Kursk mulai 7 Agustus untuk mengatasi dampak infiltrasi pasukan musuh,” tulisnya di saluran Telegramnya, seperti dilansir dari kantor berita TASS, Kamis (8/8/2024).
Smirnov menambahkan bahwa ia akan secara pribadi mengkoordinasikan pusat manajemen krisis hingga situasi menjadi tenang.
“Saya memastikan situasi tetap terkendali. Saya terus berkomunikasi dengan penegak hukum dan pusat federal. Semua langkah yang diperlukan sedang diambil untuk menjamin keamanan penduduk wilayah ini.”
Menurut pemerintah daerah, ribuan orang telah dievakuasi, di mana lebih dari 600 orang telah ditempatkan di pusat-pusat akomodasi sementara.
Pada Selasa (6/8), Kursk diserang secara masif oleh pasukan Ukraina. Pasukan pertahanan udara Rusia berhasil menembak jatuh 26 pesawat nirawak Ukraina dan beberapa rudal di wilayah tersebut.
Pejabat Rusia melaporkan bahwa setidaknya lima warga sipil tewas dan 31 orang terluka, termasuk enam anak, sejak dimulainya serangan. Laporan BBC menyebutkan bahwa pada Selasa pagi, pihak Rusia melaporkan bahwa hingga 1.000 tentara Ukraina, 11 tank, dan lebih dari 20 kendaraan tempur lapis baja telah memasuki Rusia di dekat Kota Sudzha.
Pertempuran dilaporkan terjadi di sejumlah desa sepanjang hari Selasa, dengan otoritas setempat membatasi pergerakan penduduk dan membatalkan semua acara publik.
Ukraina belum memberikan pernyataan resmi dan kedalaman serangan tersebut masih belum jelas.
