Meskipun persenjataan tidak akan dikirimkan dalam waktu dekat, namun pengumuman penjualan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Kawasan tersebut tengah bersiap menghadapi serangan pembalasan Iran terhadap Israel pasca pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada 31 Juli.
Israel belum mengomentari pembunuhan tersebut.
Di sisi lain, pengumuman penjualan senjata datang menjelang dimulainya kembali perundingan gencatan senjata Israel versus Hamas dan hanya beberapa hari setelah serangan Israel terhadap sebuah masjid dan sekolah di Jalur Gaza yang menewaskan setidaknya 100 orang.
Otoritas Kesehatan Jalur Gaza memperkirakan hampir 40.000 warga Palestina tewas dalam akibat serangan Israel. Sementara itu, PBB menyebutkan hampir 2 juta orang telah mengungsi di wilayah kantong itu.
Pemerintah AS terus mendapat sorotan tajam atas kegagalannya untuk menekan Israel agar menghentikan pembunuhan warga sipil Palestina.
Melalui unggahan di platform X pada hari Selasa, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengucapkan terima kasih kepada Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken karena memajukan inisiatif pembangunan kekuatan penting yang membantu Israel mengembangkan dan mempertahankan keunggulan militer kualitatifnya di kawasan.
“Saat kami berjuang untuk mempertahankan Israel di 7 front yang berbeda, pesan dukungan dan komitmen Anda terhadap keamanan Israel, jelas,” ujarnya.