Hamas dan kelompok militan Palestina lainnya mengakui bertanggung jawab atas serangan bom yang gagal di Kota Tel Aviv, Israel. Serangan tersebut menewaskan penyerang dan melukai satu orang. Dalam pernyataan pada hari Senin, Hamas dan kelompok Jihad Islam Palestina mengancam akan terus menyerang jika tindakan kekerasan dan kebijakan pembunuhan Israel terus berlanjut.
Serangan bom terjadi pada hari Minggu malam saat para mediator sedang mencoba mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza. Ledakan diduga terjadi sebelum waktunya dan belum jelas apakah penyerang berencana melakukan serangan bunuh diri atau menanam dan meledakkan bom dari jarak jauh.
Komandan polisi Distrik Tel Aviv menyatakan bahwa ledakan terjadi dekat sebuah sinagoge yang sedang dipenuhi orang yang sedang beribadah. Menurutnya, kejadian tersebut dapat mengakibatkan tragedi besar namun berhasil dihindari.
Tersangka yang memakai ransel besar dan terekam dalam rekaman keamanan belum diketahui identitasnya. Polisi berusaha mengidentifikasi asalnya dan apakah mendapat dukungan tambahan. Polisi Israel dan badan keamanan Shin Bet menyatakan ledakan tersebut melibatkan bahan peledak kuat.
Militan Palestina sebelumnya pernah melakukan serangan bom bunuh diri di Israel pada tahun 1990-an dan 2000-an. Namun, sejak saat itu, Hamas dan kelompok militan lainnya lebih banyak menggunakan taktik penembakan, penusukan, serangan penabrakan mobil, dan tembakan roket dari Jalur Gaza.