China telah memberikan tanggapan terhadap tuduhan bahwa negara tersebut mengalirkan pasar Thailand dengan produk murah yang merugikan bisnis lokal.
Dalam unggahan di akun Facebook resminya pada tanggal 4 September, Kedutaan Besar China di Thailand menyatakan bahwa perdagangan antara kedua negara adalah saling menguntungkan.
“Hampir 80% barang impor Thailand dari China adalah barang modal dan barang setengah jadi yang digunakan dalam produksi dan untuk meningkatkan nilai tambah sebelum diekspor,” demikian pernyataan tersebut, dilansir dari VOA Indonesia, Minggu (8/9/2024).
Sebagian besar dari barang yang disebut murah adalah produk sehari-hari, seperti makanan, produk kesehatan, pakaian, aksesori, yang jumlahnya kurang dari 10% dari total nilai barang yang diimpor dari China.
Pernyataan ini muncul setelah Thailand mengumumkan langkah-langkah baru untuk mengatasi impor barang murah dari China yang mengancam sektor manufaktur negara tersebut.
Wakil Perdana Menteri dan Menteri Perdagangan Thailand, Phumtham Wechayachai, telah mengumumkan bahwa pemerintah akan membentuk gugus tugas yang terdiri dari 28 lembaga yang akan berkumpul setiap dua minggu untuk meninjau dan merevisi peraturan guna menanggulangi ancaman impor barang-barang murah China terhadap ekonomi Thailand yang sudah lemah.