Washington D.C – Dukungan dari selebriti sudah menjadi hal yang lazim dalam pemilihan umum di Amerika Serikat. Tidak mengherankan jika atlet atau aktor favorit menyuarakan dukungan mereka untuk calon tertentu. Para politisi tentu akan senang mendapatkan dukungan dari tokoh terkenal, meskipun hal itu biasanya tidak terlalu signifikan.
Namun, situasinya berbeda jika dukungan tersebut datang dari Taylor Swift, dikutip dari DW Indonesia, Sabtu (21/9/2024).
Swift, yang saat ini merupakan salah satu bintang pop terbesar di dunia, menyatakan dukungannya untuk calon presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris, melalui akun Instagram-nya pada malam debat pekan lalu antara Harris dan saingannya dari Partai Republik, Donald Trump.
Pernyataan Swift ini mendapatkan liputan yang hampir setara dengan debat itu sendiri. Tim Walz, pasangan Harris, diberitahu tentang dukungan tersebut secara langsung.
Seberapa besar pengaruh dukungan Taylor Swift?
“Dalam pemilu yang ketat, dukungan Swift bisa sangat berarti,” ungkap Richard Longoria, seorang profesor ilmu politik di Universitas Texas Rio Grande Valley, kepada DW melalui email.
Selain menyatakan dukungannya untuk Harris, Swift juga membuat Instagram Story yang berisikan ajakan bagi para pengikutnya untuk memberikan suara mereka di pemilu nanti. Swift bahkan menautkan situs web nonpartisan vote.gov. Ajakan ini berhasil menarik lebih dari 405.000 pengunjung dalam satu hari ke situs web tersebut.
Meski begitu, bukan berarti Taylor Swift berhasil membuat 405.000 orang memberikan suaranya. Vote.gov hanya mengarahkan orang ke situs web pemilihan umum negara bagian mereka, di mana pendaftaran yang sebenarnya dilakukan. Namun, jika bahkan hanya setengah dari orang-orang yang mengklik tautan Swift benar-benar memberikan suaranya, hal itu bisa membuat perbedaan yang signifikan.
“Jika dia membujuk para penggemarnya untuk benar-benar memilih dan mendukung Kamala Harris, jumlah itu bisa sangat signifikan,” kata Longoria.
“Untuk memenangkan pemilihan presiden di AS, seorang kandidat harus memenangkan sejumlah negara bagian. Beberapa ribu suara di beberapa negara bagian saja bisa menjadi penentu antara menang dan kalah.”