Serangan ratusan rudal Iran ke Israel pada Selasa (1/10/2024) membuat banyak orang khawatir bahwa kawasan Timur Tengah akan terlibat dalam perang yang mematikan.
Iran mengklaim bahwa serangan tersebut merupakan tindakan wajar untuk membela diri sesuai dengan Pasal 51 Piagam PBB. Mereka juga menyebut serangan tersebut sebagai respons terhadap pelanggaran kedaulatan dan integritas wilayah Iran serta kematian pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada 31 Juli, Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah, dan penasihat militer senior Iran Abbas Nilforoshan di Beirut pada 27 September.
Bagaimana keadaan di Iran setelah serangan tersebut? Apakah masyarakat di sana panik?
Menurut Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Islam Iran, Ronny Prasetyo Yuliantoro, situasi di Iran, khususnya di Teheran, terlihat stabil, aman, dan kehidupan sehari-hari berlangsung seperti biasa. Tidak ada tanda-tanda kepanikan atau pembelian massal bahan kebutuhan pokok.
Penerbangan juga sudah normal di Iran dan tidak ada imbauan khusus dari pemerintah setempat terkait serangan tersebut. Hal yang sama juga berlaku untuk warga asing di Iran dan Warga Negara Indonesia (WNI) di sana.
Iran telah menyatakan bahwa serangan mereka sudah berakhir dan mereka tidak ingin meningkatkan ketegangan atau memulai perang. Namun, mereka menegaskan bahwa jika Israel membalas serangan mereka, respons Iran akan lebih kuat dan dahsyat.
Dubes Ronny juga menyebut bahwa pihaknya telah menyiapkan rencana darurat atau contingency plan jika situasi memburuk. Mereka memiliki langkah-langkah yang sudah disusun dengan baik untuk melindungi dan evakuasi WNI jika diperlukan.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan bahwa Iran akan membayar mahal atas serangan rudal mereka terhadap Israel. Netanyahu menegaskan bahwa Iran telah melakukan kesalahan besar dan mereka akan menghadapi konsekuensinya.