Liputan6.com, Teheran – Pada malam Selasa, 1 Oktober 2024, ratusan rudal Iran diluncurkan ke langit Israel. Rekaman yang disiarkan oleh TV Israel menunjukkan sejumlah rudal terbang di atas wilayah Tel Aviv sebelum pukul 19.45 waktu setempat.
Berita kemudian menyebar bahwa Israel berencana menyerang lokasi terkait dengan program nuklir Iran sebagai balasan atas serangan rudal Iran. Laporan lain menyebutkan bahwa fasilitas minyak Iran menjadi target.
Beberapa pihak, termasuk Amerika Serikat (AS), meminta Israel untuk bersikap tenang.
AS dan sekutunya sedang berusaha untuk mencegah konflik di Timur Tengah agar tidak meluas lebih jauh.
Menurut laporan VOA Indonesia pada Minggu, 6 Oktober 2024, Presiden AS Joe Biden menyatakan bahwa Israel harus mempertimbangkan pilihan lain dan tidak menyerang fasilitas minyak Iran.
Presiden Joe Biden juga mengatakan pada Jumat, 4 Oktober, bahwa Israel belum memutuskan bagaimana merespons serangan rudal Iran. Biden menambahkan bahwa Israel harus mempertimbangkan untuk tidak menyerang fasilitas minyak Iran.
“Iseael belum menentukan langkah apa yang akan diambil terhadap serangan itu. Hal tersebut masih dalam diskusi,” ujar Biden dalam konferensi pers di Gedung Putih.
Biden berharap dapat berbicara dengan pejabat Israel setelah keputusan diambil.
“Pada posisi mereka, saya akan mempertimbangkan opsi lain selain menyerang fasilitas minyak,” ucap presiden.
Pada malam Selasa, 1 Oktober, Iran melepaskan sekitar 200 rudal balistik ke Israel dalam eskalasi konflik besar selama setahun terakhir antara Israel dan kelompok proksi bersenjata regional Iran. Militer Israel berhasil mencegat sebagian besar rudal dengan bantuan pasukan Angkatan Laut AS.
“Israel berhak untuk merespons serangan yang keji terhadap mereka – bukan hanya dari Iran, tetapi juga dari pihak lain seperti Hizbullah, Houthi,” kata Biden. “Namun, mereka harus lebih berhati-hati dalam menangani korban sipil.”
