Para ilmuwan telah mematikan salah satu instrumen sains pada wahana antariksa Voyager 2 karena suplai energinya semakin menipis. Voyager 2, yang sedang berada sekitar 20,9 miliar kilometer dari Bumi, telah memasuki mode hemat daya.
Menurut laman NASA, instrumen yang dimatikan adalah Plasma Science, yang digunakan untuk mengamati angin Matahari. Perintah untuk menutup eksperimen tersebut dikirimkan pada 26 September 2024 melalui Deep Space Network.
NASA memerlukan waktu 19 jam untuk mengirim pesan ke Voyager 2 dan menerima sinyal balasan setelah 19 jam. Meskipun Voyager 2 mulai kehabisan cadangan daya, NASA memperkirakan wahana ini akan terus beroperasi dengan minimal satu instrumen sains hingga 2030-an.
Voyager 2, yang memiliki tiga generator termoelektrik radioisotop, mendapat daya dari plutonium yang meluruh menjadi listrik. NASA secara rutin harus mematikan instrumen sains Voyager untuk menghemat daya karena pasokan plutonium semakin menipis.
Meskipun demikian, para ilmuwan menegaskan bahwa mematikan instrumen Voyager 2 bukanlah keputusan yang ideal karena data yang dikumpulkan wahana ini sangat penting untuk penelitian ilmiah. Instrumen eksperimen plasma yang dimatikan mengumpulkan informasi tentang aliran ion dan elektron dari angin Matahari.
Informasi tersebut membantu NASA dalam memahami perjalanan Voyager 2 melewati tata surya dan meninggalkan heliosfer pada 2018. Meskipun terbatas dalam beberapa tahun terakhir, data yang dikumpulkan Voyager 2 tetap menjadi kontribusi penting dalam penelitian ilmiah.