Dalam pertemuan tersebut, Menteri Luar Negeri Retno secara khusus membahas serangan yang dilakukan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) terhadap Pasukan Penjaga Perdamaian PBB UNIFIL di Lebanon Selatan pada tanggal 10 Oktober 2024.
“Serangan yang disengaja terhadap penjaga perdamaian merupakan pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional dan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701. Kita tidak bisa diam ketika simbol perdamaian internasional, yakni helm biru, diserang langsung,” tegas Menteri Retno.
Menteri Retno berharap agar Amerika Serikat, sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, dapat bertindak tegas untuk memastikan UNIFIL dapat terus melaksanakan tugas pentingnya di Lebanon Selatan.
“Pelanggaran hukum internasional yang terus terjadi tanpa konsekuensi yang signifikan merupakan masalah serius yang merusak kredibilitas DK PBB,” tambahnya.
Indonesia, lanjut Menteri Retno, mengharapkan agar Amerika Serikat terus mendukung perdamaian bagi rakyat Palestina.
“Sebagai kekuatan global, Amerika Serikat harus berada di sisi yang benar dengan menolak impunitas, melindungi warga sipil, dan mendorong solusi dua negara yang komprehensif,” tambahnya.
