Serangan udara Israel di pusat Kota Beirut pada hari Kamis menyebabkan dua lingkungan, yakni Ras al-Nabaa dan daerah Burj Abi Haidar terbakar, menewaskan 22 orang dan melukai 117 lainnya. Kementerian Kesehatan Lebanon menyampaikan hal tersebut, menandai eskalasi konflik antara Israel versus Hizbullah.
Serangan itu merobohkan satu gedung berlantai delapan dan menyapu bersih lantai bawah gedung lainnya.
Militer Israel mengklaim tengah menyelidiki serangan yang dilaporkan. Serangan udara Israel biasanya terjadi di pinggiran selatan Beirut yang padat, tempat Hizbullah beroperasi.
Setelah serangan itu, TV Al Manar milik Hizbullah melaporkan bahwa upaya untuk membunuh Wafiq Safa, seorang pejabat keamanan tinggi kelompok itu, telah gagal. Safa dikabarkan tidak berada di dalam salah satu gedung yang menjadi sasaran.
Serangan hari Kamis mengikuti aksi saling balas selama setahun antara Hizbullah dan Israel yang memanas menjadi perang habis-habisan dalam beberapa minggu terakhir, dengan Israel melancarkan serangan besar di Lebanon dan melakukan invasi darat. Hizbullah juga memperluas serangan roketnya ke tempat-tempat padat penduduk di dalam Israel.
Pada hari yang sama, pasukan Israel menembaki pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon selatan dan melukai dua anggota. Hal ini memicu kecaman luas dan protes dari Kementerian Pertahanan Italia.
Menlu RI Retno Marsudi mengonfirmasi bahwa dua prajurit TNI yang bertugas di UNIFIL juga terluka dalam serangan tersebut. Kedua prajurit tersebut saat ini dalam kondisi baik setelah menerima perawatan di rumah sakit terdekat.
UNIFIL mengeluarkan pernyataan mendesak kepada IDF untuk memastikan keamanan personel dan premise PBB. Indonesia menegaskan pentingnya penghormatan terhadap pasukan dan properti UNIFIL, serta menuntut penyelidikan atas serangan tersebut.