Proses neuroplastisitas juga terjadi saat manusia mempelajari keterampilan baru. Neuroplastisitas bergantung pada sel saraf itu sendiri serta sel pendukung yang disebut sel glial.
Sel glial berperan penting dalam membantu membuat koneksi baru dan memperbaiki myelin, yaitu penutup pelindung di sekitar serat saraf yang mempercepat impuls saraf. Tanpa myelin yang sehat, komunikasi antar sel saraf menjadi terganggu, yang dapat mempengaruhi fungsi otak secara keseluruhan.
Selain itu, serabut saraf (akson) yang membawa sinyal juga memiliki kapasitas untuk menumbuhkan cabang baru ketika badan utama sel saraf masih utuh. Hal ini menambah potensi otak untuk memperbaiki dan menyesuaikan diri dengan pengalaman baru serta kerusakan.
Tidak hanya kulit, ada beberapa bagian tubuh manusia yang dapat melakukan proses regeneratif. Hati, misalnya, memiliki kemampuan luar biasa untuk memperbaiki diri.
Hati dapat menumbuhkan jaringan sel baru meskipun sebagian jaringan telah mati, selama organ tersebut tidak terkena penyakit sirosis atau kanker hati. Kemampuan regeneratif ini menjadikan hati organ yang vital dan memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan tubuh.
Selain itu, tubuh manusia dapat menciptakan melebarkan arteri jika terjadi penyumbatan. Proses ini disebut dengan angiogenesis yang memungkinkan tubuh untuk membangun beberapa arteri baru agar aliran darah dapat kembali normal.
Namun, angiogenesis ini tidak terjadi pada semua orang, hanya mereka yang memiliki tubuh sehat dengan kadar kolesterol yang rendah yang mampu melakukannya. Jika kadar kolesterol tinggi, proses pembesaran dan pembentukan arteri baru bisa gagal karena sel darah dapat tersumbat.