Presiden Ferdinand Marcos Jr. menyatakan kehadiran kapal selam serang Rusia di zona ekonomi eksklusif (ZEE) Filipina di Laut China Selatan sangat mencemaskan. Marcos mengungkapkan kekhawatirannya terhadap setiap penyusupan ke Laut Filipina Barat yang merupakan bagian dari ZEE Filipina. Pada tanggal 28 November, kapal selam kelas Kilo milik Rusia terlihat sejauh 80 mil laut dari provinsi barat Occidental Mindoro dan kontak radio dijalin antara fregat Angkatan Laut Filipina, Jose Rizal, dengan kapal selam Rusia tersebut.
Kedutaan Rusia di Manila belum memberikan komentar terkait isu ini, sementara kapal selam kelas Kilo milik Rusia dianggap sebagai salah satu kapal selam paling senyap sejak tahun 1980-an. China dan Rusia telah mengumumkan kemitraan yang kuat, terutama setelah latihan militer bersama di Laut China Selatan pada bulan Juli sebelum invasi Rusia ke Ukraina.
Ketegangan antara Filipina dan China semakin meningkat karena klaim tumpang tindih di Laut China Selatan. Meskipun keputusan pengadilan arbitrase pada tahun 2016 mengungkapkan bahwa klaim historis China tidak memiliki dasar hukum, Beijing tidak mengakui keputusan tersebut. Pasukan Angkatan Laut Filipina terus memantau pergerakan kapal selam Rusia untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi maritim dan memastikan keamanan wilayah perairan Filipina.